karena kesempatan tidak datang dua kali

“Bisa ketemu gak? Pengen maen nih ngilangin galau.”

Begitulah bunyi pesan singkat yang dikirimkan Dinda untuk Dirga. Dirga adalah temannya semenjak SMP. Mereka berada di sekolah yang sama saat SMP sampai SMA. Sekarang mereka sudah melanjutkan pendidikan di institusi pendidikan masing-masing. Entah bagaimana mereka bisa dekat setelah kelulusan sekolah. Padahal dulu saat di SMP bahkan SMA mereka tidak terlalu dekat layaknya sahabat.
“Oke Din tapi sorean aja ya, masih ada kegiatan nih.”, Balas Dirga.
“Yaudah nanti kasih tau lagi aja.”, Balas Dinda kembali.
Dinda yang siang itu bertemu dengan pacarnya, Doni, yang juga satu SMA dengannya dan Dirga, membicarakan hubungan mereka yang sudah satu bulan terasa salah, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk mengakhiri hubungannya. Saat itu Dinda merasa sangat sedih, kecewa, bahkan terluka. Yang ada di pikirannya saat itu adalah dia membutuhkan teman. Dia membutuhkan tempat berbagi cerita, dia membutuhkan tempat bersandar untuk menumpahkan tangisnya, dia membutuhkan seseorang. Dan yang ada di pikirannya saat itu hanya Dirga, entah mengapa. Oleh karena itu, Dinda mengirimkan pesan singkat itu kepada Dirga.
Akhirnya mereka berdua bertemu. Dirga menjemput Dinda di tempat yang sudah Dinda beritahu.
“Kita mau kemana nih, Din?” Tanya Dirga.
“Gatau, terserah lu aja yang penting kita jalan.” Ucap Dinda.
“Yaudah, kita ke Town Square aja ya.” Ajak Dirga kepada Dinda yang langsung diiyakan oleh Dinda. Town Square adalah sebuah Mall yang ada di kota tempat mereka tinggal.
Sampai disana mereka memutuskan untuk bermain di “Clockzone” sebuah arena bermain yang ada di Mall tersebut. Mereka bermain roller coaster, boomboomcar, basket, bahkan memukul-mukul buaya yang sangat membuat kesal itu. Setelah puas bermain akhirnya mereka memilih untuk makan. Pada saat Dirga sedang memesan makanan, entah mengapa tiba-tiba terlintas di kepala Dinda tentang kenangan bersama mantan pacarnya yang akhirnya membuat air mata Dinda menetes. Hal itu pun diketahui oleh Dirga yang sudah selesai memesan makanan.
“Lu kenapa? Kok nangis?” Tanya Dirga.
Akhirnya Dinda menceritakan kejadian tadi siang yang dia dan Doni alami. Dinda bercerita betapa masih sayangnya dia pada Doni. Betapa bagaimana bingungnya dia kenapa Doni bisa melakukan itu semua terhadapnya.
“Udah jangan nangis, kan udah ada gue disini.” Dirga menenangkan Dinda sambil mengusap-usap tangannya. Dan akhirnya Dinda pun tersenyum.
Semenjak kejadian hari itu, mereka akhirnya sering keluar bersama hanya untuk sekedar bertemu. Bahkan Dirga juga ikut berkumpul saat Dinda bertemu dengan sahabat-sahabat SMAnya yang notabene adalah teman Dirga juga sebenarnya. Dari hari ke hari mereka semakin dekat, komunikasi pun tak pernah lupa. Hingga suatu hari akhirnya Dirga tahu bahwa Dinda sudah balikan lagi dengan mantannya. Dirga pun mengajak Dinda untuk bertemu.
“Din, gue gatau klo lu sebenernya tau atau engga tentang perasaan gue sama lu. Gue sekarang cuma mau jujur tentang apa yang gue rasain sama lu. Gue sayang sama lu semenjak kita SMA dulu, Cuma gue nunggu saat yang tepat kapan gue bisa mengungkapkan itu semua sama lu. Bahkan bisa dibilang gue terlalu tenang dan gak pernah berpikir bahwa suatu saat lu bakalan jadian sama orang lain. Saat gue tau lu jadian sama Doni gue amat sangat menyesal kenapa gak dari dulu aja gue ungkapin sama lu, gue meyesal bahkan hingga saat ini. Hingga saat ini lu balikan lagi sama Doni, kenapa bukan gue orangnya? Kenapa selalu bukan gue orangnya? Kenapa lu gak pernah tau klo gue sayang sama lu? Kenapa?”
Dinda hanya bisa terdiam mendengar pengakuan Dirga saat itu. Apa hendak dikata, sekarang dia sudah kembali bersama Doni.
“Dir, gue gak tau ternyata lu sayang sama gue. Lu gak pernah ngomong, lu Cuma diem, gimana bisa gue tau klo lu cuma diem aja selama ini? Maaf Dir klo gue salah, maaf klo gue gak menyadari perasaan lu sama gue. Mungkin emang beginilah jalan hubungan kita. Gue harap lu bisa belajar dari kesalahan lu sekarang, klo emang lu bener-bener sayang sama seseorang ungkapin aja, jangan nunggu penyesalan datang ke lu lagi. Gue selalu berharap yang terbaik buat lu Dir karena lu sahabat gue, you’ll always be my bestfriend. Maaf ya Dir.

--------TAMAT-------

Hikmah yang bisa diambil pada cerita ini adalah, jika anda memiliki perasaan pada seseorang segera ungkapkan apapun hasilnya nanti. Lebih baik menyesal karena mendengarkan hasil ungkapan anda daripada menyesal karena tidak pernah mengungkapkan dan mengambil kesempatan sama sekali.


PS: Bila terdapat kesamaan nama dan tempat kejadian adalah hal yang tidak disengaja, tapi jalan ceritanya emang disengaja *damai*

1 comments:

Tanri Alim said...

the names make me confused

Post a Comment