Time Heals Every Wound



Nobody said it was easy
No ever said it would be this hard
Ooooohh take me back to the start……….

Sayup-sayup terdengar lagu kesukaannya dari kejauhan. Ditemani deras hujan siang itu, dia teringat kembali pada kisah cintanya, pada kisah yang tak pernah bisa dia mulai.

“Kita hanya akan menjadi seperti ini, tak lebih” begitulah yang diucapkan oleh lelaki yang dicintainya, yang saat itu sungguh menusuk perasaannya.
Setelah apa yang telah laki-laki itu lakukan tehadapnya, memberinya harapan, melambungkan perasaan, menciptakan angan. Akhirnya harus berakhir dengan perasaan yang terhempas begitu saja. Ah, dia teingat kembali akan sakitnya. Sesekali dia pegang dadanya, seakan-akan ada luka besar menganga yang harus segera ia tutupi. Perasaan sakit yang membuncah hanya karena delapan kata dalam satu kalimat yang laki-laki itu utarakan. 

Tidak mudah memang menjalani hidup setelahnya, hidup akan terus bergerak seiring dengan waktu, karena waktu sangat pongah, sombong, dan tak mau tahu. Waktu tak akan berhenti jika kita sedang berbahagia, pun tak mau berlalu secara cepat jika kita sedang berduka. Tapi ia yakin, waktu pun nanti yang akan menyembuhkan lukanya. Time heals every wound, begitulah yang ia percaya.

Terkadang ingin rasanya ia kembali ke awal, kembali pada waktu sebelum ia mengenalnya, sebelum terciptanya semua luka. Tapi ia pun sadar bahwa berharap yang tak mungkin hanya akan memperparah luka.

Kemudian setelah lama ia jalani, ternyata semua tidak sesulit seperti apa yang dipikirkannya. Sayup-sayup terdengar kembali potongan lagu itu.

Nobody said it was easy
No ever said it would be this hard
Ooooohh take me back to the start……….

*terinspirasi dari potongan lirik the scientist – coldplay*



0 comments:

Post a Comment