Untukmu sahabat, yang dengan kata “hai”
pun tak sempat ku ucap.......
Terlampir surat ini aku tulis untukmu.
Meskipun dengan tema #30HariMenulisSuratCinta tapi cinta tidak melulu tentang pria
dan wanita, kan?
Awal pertemuan kita memang jauh dari
kata kesan. Karena saat bertemu pun kita tak saling mengucap salam. Entah bagaimana
dulu secara raga kita dekat, tapi terasa sangat berjarak. Mungkin karena kita
tak pernah berucap. Beradu mata pun tidak.
Selang waktu berganti, kita tetap
dekat, namun masih tetap berjarak. Entah apa yang membuat kita seperti ini. Karena
malu hati? Atau mungkin saja kesombongan diri?
Waktu silih berganti. Banyak kisah yang
telah kita lewati. Entah bersama atau pun sendiri-sendiri. Namun yang ku syukuri,
kita tak seperti dulu lagi. Meski sekarang jarak menjadi penghambat, tapi anehnya kita merasa semakin dekat.
Untukmu sahabat, kelak jika kita
seperti asing kembali, tolong ingatkan aku dengan segala kerendahan hati. Bila nanti
kamu menjadi manusia sombong, pun akan ku bantu dengan segala tolong. Tetaplah seperti
ini. Melengkapi diri, menata hati, untuk menjadi manusia yang lebih baik nanti.
Demikian surat ini kubuat untukmu. Semoga
kamu, aku, kita tak pernah menjadi jemu untuk bertemu.
Salam
sayang dari sahabatmu,
yang
sampai saat ini pun tidak mengetahui warna bola matamu.
0 comments:
Post a Comment