Hai bu, apa kabar?
Sudah lama kita tidak berjumpa. Masikhkah
Ibu berjualan di sekitar kosan? Atau sudah berhenti karena lelah dan bosan?
Setiap pagi pukul 7 suaramu selalu
tedengar. Sayup-sayup muncul di tengah hingar bingar. Tak jarang aku merasa kesal.
Dikala suaramu membuatku terbangun gusar.
Bu, masih 1000 rupiahkah harga udukmu?
Masih samakah rasanya itu? Sering ku lihat keriput yang tak lagi sedikit di wajah.
Apakah harus sekeras itu untuk mencari nafkah?
Terimakasih Bu, untuk selalu menjadi
pahlawan pagi untuk kami anak kosan. Tetap semangat Bu, untuk terus memperjuangkan
keadaan. Meski hadirmu sering terlupakan, tapi ingatlah Bu, kau tak akan tergantikan,
khususnya di hati kami anak kosan.
Sampai jumpa kembali, ibu penjual
nasi uduk.
0 comments:
Post a Comment