Orangtuaku
bukan berasal dari keluarga berlebihan, tapi mereka tidak pernah menjadikanku
kekurangan.
Orangtuaku
tidak mengenyam pendidikan yang tinggi nan menjulang, tapi mereka berhasil membuat
kedua anaknya menyelesaikan sarjana.
Orangtuaku
merupakan orangtua yang kolot nan alot, tapi tak sedikitpun aku menyesal akannya.
…………………………………………………………………………… …………….....
Ibuku
cerewet sekali. Tapi celotehnya menjadi lebih baik dari diamnya.
Ibuku
sangat keras hati. Tapi anehnya, tidak ada yang lebih lembut dari hatinya.
Ibuku
terkadang menyebalkan. Tapi tanpanya akan terasa seribu kali lebih menyulitkan.
Ibuku
tak pernah sedikitpun mengeluh. Meski aku selama 22 tahun ini terus memintanya untuk
tidur disampingku, hanya karena aku tidak bisa tidur sendiri.
Ibuku
bukan orang yang payah. Ia selalu menguatkanku saat kakiku goyah.
…………………………………………………………………………… …………….....
Ayahku
terlihat menyeramkan. Beberapa temanku bahkan menyebutnya seperti preman. Tapi aku
tahu, dalam hatinya penuh dengan kedamaian.
Ayahku
tukang marah, pun tukang perintah. Sesekali terucap sumpah serapah. Tapi aku
sangat menyayanginya, karena demi keluarga ia berlelah.
Ayahku
selalu mengajarkan aku untuk selalu kuat. Untuk selalu tak patah semangat. Dari
senyumnya aku menemukan apa itu arti hangat.
Ayahku
tak pernah mengucap sayang. Tapi aku yakin ia mengucap namaku dikala
sembahyang.
Aku
teringat, saat aku terkena sakit kepala yang sangat hebat, dan ia langsung
datang memijat.
…………………………………………………………………………… …………….....
Orangtaku
bukan orang yang sempurna. Tapi dari mereka aku menemukan kesempurnaan. Kesempurnaan
hati, kesempurnaan kasih, kesempurnaan sayang, kesempurnaan tulus, kesempurnaan
ikhlas, kesempurnaan pengorbanan, kesempurnaan cinta.
Sincerly, your
second daughter
E.M
4 comments:
Liat. Kecil ajah muka lu udh jutek. Haha
hahahahaha siaaaalan lu :*
Baru mampir udah kagum sama tulisannya :)
www.fikrimaulanaa.com
Terimakasih, Fikri :)
Post a Comment